skip to main |
skip to sidebar
Mudik, Apa Yang Salah?
Menyaksikan berita mudik di banyak media cetak dan visual membuat kita semua miris. Betapa banyak orang yang harus meregang nyawa dalam perjalanannya menuju atau kembali dari kampung halamannya. Sungguh ironis, ditengah gegap gempita semangat perayaan hari kemenangan umat muslim, hari raya terbesar di negeri ini, tak sedikit dari kita yang harus meratapi nasib memilukan saudara, kerabat, atau tetangga yang tewas mengenaskan karena kecelakaan di jalan.
Berdasarkan data yang tercatat di media, betapa kematian para pemudik telah menjadi fenamena tahunan di negeri ini. Apa yang salah?
Tercatat ratusan, bahkan ribuan pemudik mengalami nasib sial, mengalami kecelakaan lalu lintas. Posko Angkutan Lebaran 2009 yang berpusat di Departemen Perhubungan, selama dua minggu sebelum dan setelah lebaran, telah mencatat paling tidak 1.444 kasus kecelakaan, yang merenggut 539 nyawa, mengakibatkan 637 orang luka berat, dan 1.394 luka ringan. Bahkan pihak kepolisian telah memperkirakan adanya kerugian material sekitar Rp 2,7 milyar (Kompas 26/9 2009).
Mungkin ada pendapat yang berpandangan bahwa korban sebanyak itu tidak seberapa, atau rasionya masih rendah, bila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan pemudik yang mencapai lebih dari 27,25 juta orang. Akan tetapi, penyebab kematian yang demikian yang mengusik nalar sehat kita. Karena tragedi dalam perjalanan seperti itu sungguh bisa dihindarkan atau paling tidak dikurangi secara signifikan bila negara berhasil meberikan pelayanan publik yang layak atau yang seharusnya.
Kurang supportnya fasilitas atau infrastuktur yang disediakan negara, telah turut menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan yang merenggut jiwa, merupakan butki yang sulit dibantah. Pemerintah pusat dan daerah dipandang punya andil dalam persoalan serius tersebut terlihat dari adanya sorotan gencar banyak media tentang belum kelarnya jalur mudik yang dipersiapkan oleh pemerintah.
Buruknya kondisi jalan yang dibiarkan begitu saja, fasilitas penerangan yang kurang, rambu-rambu yang rusak tidak dibenahi, merupakan bentuk kelalaian negera dalam memberikan pelayanan pada rakyat. Keadaan seperti itu tentunya turut menyumbang terjadinya kecelakaan fatal yang menimpa para pengguna jalan.
Kita juga tak bisa menepis bahwa masyarakat sendiri juga turut andil adanya kecelakaan maut tersebut, karena perilaku berlalu-lintas mereka yang kurang disiplin. Sudah menjadi pengetahuan umum betapa para pengendara kendaraan bermotor sering mengabaikan peraturan lalu-lintas yang ada. Mereka cenderung menancap gas ketika melihat lampu kuning menyala, padahal mereka seharusnya mengurangi kecepatan untuk berhenti ketika lampu kuning berganti merah. Banyak juga dari mereka yang mengenakan perlengkapan kendaraan yang tidak layak atau setandart sehingga ketika mengalami kecelakaan justeru akan memperparah akibatnya. Ada juga yang memodifikasi kendaraannya sehingga bisa mengurangi kenyamanan dan meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan yang akan membahayakan tidak hanya dirinya sendiri tapi juga orang lain.
Sejauh ini para pengendara sepeda motor lah yang sering mengalami kecelakaan serius dan terenggut jiwanya di jalanan. Banyaknya nyawa pengendara motor yang melayang, yang mencapai lebih dari 50%, menunjukkan adanya persoalan serius yang sendang menyelimuti negeri pemudik ini.
Semua tahu bahwa sepeda motor diciptakan sebagai alat transportasi jaran pendek. Kendaraan tersebut tentunya tidak seharusnya digunakan untuk perjalaman mudik jarak jauh yang mestinya ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat, kereta api, kapal terbang dan kapal laut. Lalu, mengapa mereka nekat menggunakan kendaraan roda dua untuk pulang mudik?
Ada banyak penjelasan empiris, salah satunya adalah, tiket transportasi yang tersedia sangat mahal, dan selalu dinaikkan setiap mejelang lebaran. Belum lagi terbatasnya kursi yang tersedia dalam mode angkutan tersebut. Kemudian ada alasan rasional lain yang mereka pegang, mereka juga membutuhkan kendaraan untuk mobilitas di kampung halaman. Mengunjungi sanak saudara untuk bersilaturohmi. Dan sepeda motor lah yang paling rasional bagi mereka, praktis dan murah.
Mungkin juga mereka pingin menunjukkan pada sanak saudara dan tetangganya di kampung halaman bahwa mereka sebagai perantau telah berubah nasibnya, telah mengalami kemajuan dalam bidang ekonomi, telah memiliki aset yang bisa dipamerkan. Mereka juga manusia yang membutuhkan pengakuan eksistensi, membutuhkan status sosial apresiasi dari teman-teman lamanya. Sehingga resiko besar terkadang tidak terlalu mereka perhitungkan. Bisa jadi faktor-faktor tersebut yang lebih dominan memotivasi mereka untuk mudik menggunakan sepeda motor.
Sayangnya, kecenderungan ini semakin menggejala beberapa tahun terakhir. Semakin banyak orang yang memanfaatkan sepeda motor untuk pulang kampung. Ada dari mereka yang lebih rasional dengan jauh-jauh hari sebelum lebaran mengirimkan kendaraannya lewat jasa paket pengiriman barang. Nah, kini pemerintah harus mengambil langkah serius untuk mengatasi persoalan tersebut. Pemerintah harus lebih gethol mengatasi kemiskinan, memperbaiki pelayanan publik, juga mendidik masyarakat agar lebih disiplin. Tentunya dengan teladan yang baik.
Salam kenal, atikelnya bagus Mas.
ReplyDeleteSaya setuju, pemerintah harus segera memperbaiki dan meningkatkan pelayanan publiknya, terutama yang bersentuhan langsung dengan harkat hidup orang kecil. Orang kecil harus terus menerus diperhatikan dan ditolong, agar tidak semakin menderita. Sungguh kasihan, mereka sudah menjadi korban pembangunan (jadi termiskinkan) tapi terus terus menerus menghadapi resiko-resiko yang sebenarnya buah kesembronoan dan kelalaian pemerintah dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada rakyatknya.
Salam kenal juga ya, terimakasih udah mampir..artikel yg bagus,sulit memang memgatasi mudik walau sudah berbagai solusi diterapkan ..tapi kesadarn pengendara nya sulit dirubah ...apalagi pengendara motor ...wah ,nekad2...intinya bila kesadaran semua pihak sudah terjalin insyaallah lancar semua ,tak ada korban lg...
ReplyDeleteWuaduh menakutkan gitu ya Mas, tp Alhamdulillah saya skrg sudah kembali dengan selamat.
ReplyDeleteMudik sudah jadi peristiwa nasional, sehingga sdh waktunya pemerintah lebih memikirkan solusi yg terbaik agar tidak semrawut. memang PR besar, tapi buat apa lagi kita bayar pajak kan?
ReplyDeletesalam sobat
ReplyDeletememang ngirit kalau pakai sepeda motor tapi berbahaya bagi pengendaranya,,ya,,
keselamatan lebih utama daripada ngirit ongkos.
trims sudah follow
saya sdh follow balik nich ya,,
salam kenal dari NURA di ALJUBAIL.S.A
pelayanan prima pemerintah kepada masyarakat memang harus ditingkatkan artikel yang bagus mas thanks udah berkunjung ke blog saya
ReplyDeletePostingan yang mantap nih,...
ReplyDeletePR besar buat pemerintah dan kita semua.
mudik sudah menjadi fenomena nasional yang perlu mendapat perhatian lebih dalam pengelolaannya.
Makasih banyak udah berkunjung dan follow.
Ya tidak salah, tidak ada yang salah. Cuma kalau hampir sebagian besar penduduk di suatu tempat adalah perantau dan setiap perayaan Hari Raya mereka mudik, fenomena ini tentu memerlukan penyiapan dan penanganan yang hebat dan rapih. Itu yang masih jadi pe-er besar kita.
ReplyDeletemampir. tks ya dah ke blog aku.
ReplyDeletesalam kembali ya.., masalah kemalangan yang bisa merengut jiwa setiap kali perayaan merupakan masalah global. sementara pemerintah menambahbaik fasilitas, para pemandu kenderaan bermotor juga perlu kesabaran semasa di jalanan..
ReplyDeleteSalam kenal juga. Ini fenomena tahunan yang sampai sekarang belum juga bisa teratasi dengan baik. Banyak sekali yang harus dibenahi lagi, sebelum menuntut dari pihak lain, lebih baik benahi diri sendiri dulu : jangan hanya modal nekat, taati peraturan lalu lintas, utamakan keselamatan...
ReplyDeleteFenomena mudik memang tak bisa dihindari, karena dalam tradisi masyarakat Indonesia, kebersamaan masih menjadi yang utama.
ReplyDeleteDemi mudik, orang rela berbuat apa saja....
Memang tahun ini aku sendiri mengamati bahwa pemudik yang menggunakan sepeda motor jauh lebih banyak dari tahun-2 sebelumnya.
salam ziarah buat kamu.Cik Cookie sempat jadi vegeterian for month saja...Mudik raya ya?
ReplyDeletehy mas.. salam kenal ya... nice posting. Mang perlu perhatian pemerintah dan kesadaran pemudik buat gak asal gaya2 an doang ato demi ngirit ongkos, keselamatan gak terjaga...
ReplyDeletekalau masalah lakalantas memang selalu mengerikan.
ReplyDeletejadi bergidik sendiri
Mudik sih mudik...cuma hati- hati...seperti gambar motor diatas, itu kan sudah menyalahi aturan, motor khusus 2 orang tapi..Duh...saya sudah pernah buat postingan tentang tips aman saat mudik..salah satu..ya ga boleh kaya gitu..
ReplyDeleterasa2nya semua benang kusut di negri ini cuma bermuara pada 2 hal: KORUPSI dan TIDAK MERATANYA PEMBANGUNAN. Klise? tapi memang 2 itu sumber masalahnya...
ReplyDeleteandai pembangunan tidak tersentralisasi di Jawa (terutama Jakarta) saja, melainkan merata di seluruh Indonesia, niscaya orang gak berbondong2 datang kemari. maka ga perlu capek2 larang orang daerah bawa teman ke Jkt habis pulang mudik, ga perlu ada fenomena membludaknya pemudik saat hari raya.
perbaikan/peningkatan kualitas prasarana mungkin nampak sebagai solusi, tapi bukan akar permasalahan yg sesungguhnya.
salam kenal juga ya mas Yulianto :)
Salam kenal...
ReplyDeleteArttikelnya bagus... Komplit...hehehhe
Semoga kedepan Indonesia semakin baik dalam menangani negara ini, termasuk mudik, ... sarana, prasarana termasuk manusianya
SAlam PErantau™ dari saya....
Pertanyaan yang ada di benak saya, kenapa sih setelah dekat hari raya baru jalan2 diperbaiki ? mengapa tak jauh2 hari sebelumnya ?..turut prihatin juga banyaknya korban yang jatuh saat mudik..yang paling mengenaskan kecelakaan sepeda motor, menewaskan ibu dan anak krn terlindas truk...hiiii.
ReplyDeleteassalamualaikum,
ReplyDeletesalam kenal balik mas. senang sekali bisa berkunjung, meski terlambat.mhn maaf.
tradisi mudik harus dibarengi dengan berbagai antisipasi dari pemerintah termasuk dana, pemantapan konsolidasi antar elemen terkait. Partisipasi lembaga-lembaga sosial lain juga perlu dilibatkan.
tulisan mantap mas.
salam
yang salah, kenapa mudik pas lebaran saja, hehehe...
ReplyDeletesalam kenal..!
mudik ke kampung pas mau lebaran pasti butuh pengorbanan....:) makasih udah berkunjung mas....
ReplyDeletesalam kenal mas...
ReplyDeletebener banget tuh alesannya, udah dibuktiin deh...
tetep aja mudik naik motor itu tidak disarankan...
seumur-umur, saya belom pernah merasakan mudik yang jauuuh, yang maceeeet, yang berdesak-desakan.
ReplyDeletekata teman, saya rugi karena belom tercatat dalam sejarah, yaitu sebagai pemudik.
hehehe, gak tau deh. rugi atau malah beruntung ya?
hoooo klo tahun ini saya mudik ke rumah tetangga mas, maklum rumah engkong disamping heheheh ;p
ReplyDeletetapi mudik mang unik ya, perasaannya juga menyenangkan biarpun ga tiap tahun saya juga suka mudik ke rumah embah lohh
waduh bahaya juga yak jika mudik seperti itu... g mentaati peraturan atau sebagainya.
ReplyDeletenamun sayah tiap hari mudik mas, lah wong kerja sayah di Sidoarjo rmh sayah Surabaya, terus lebaranpun desanya juga Surabaya :p hihihi
maaf baru bisa berkunjung balik..
ReplyDeletemaaf lahir dan batin ya
sorry yah mas ada tugas di blog saya dikerja yah
ReplyDeleteaku ada baca Kompas..
ReplyDeletekatanya korban kecelakaan mudik tahun ini yg tertinggi adalah roda dua.
makanya tahun depan pemerintah pusat akan memberlakukan pembatasan thd pemudik roda dua.
kereta api akan lebih di optimalkan sbg alat mudik lebaran.
salam kenal ya..thanks udah berkunjung.:)
salam ziarah tuan nolpito..semoga terjalin ikatan ukhwa dan persaudaraan sesama kita..Kita kongsikan crita untuk kita jadikan panduan dan pengajaran dalam kita menghadapi hari2 mendatng kita.terima kasih.
ReplyDeleteSalam kenal Mas :)
ReplyDeleteTidak hanya menjadi tugas pemerintah, prasarana dan sarana infrastruktur, kualitas kerja para petgas dan aparat saja yang menjadi perhatian untuk kelancaran dan keamanan pemudik di tahun yg akan datang.
Tetapi juga kesadaran para pemudik, untuk menjaga keamanan dirinya sendiri dan keluarga.
Artikel yang bagus Mas...
ReplyDeleteSalam kenal dan matur tengkyu...
keep spirit...
tapi terkadang.. masalah kecelakaan karena pemudiknya aja yg yg teledorr.. kaya kemaren.. polisi dah capek2 ngatur.. eh ada motor and bus yg nyelonong aja... terus.. ada juga motor yg gk sabaran.. salib kiri.. si mobil dh ngasih sen dari jauh2, si motor masih kenceng aja.. y salah dia jadi kesenggol mobil.. ada juga akibat ngantuk jadi kecelakaan..
ReplyDeletesebenernya.. bukan cuma tanggungjawab aparat dan pemerintah, kitanya juga harus bisa bersama meminimalisir semua kericuhan saat mudik..
hehehe.. itu seh, cuma pendapat saya.. kalo ad ayg beda.. y monggoo...
salam kenal dulu ya mas, maaf mampir2 langsung buka mulut (ketik-ketik...). saya termasuk yg ga setuju aja sama kebiasaan mudik, ga tau dimana enaknya sih empet2an sama org banyak, bayar tiket lebih mahal, cuma demi bisa pulang di hari lebaran. Masalahnya sekarang ada acara libur bersama, jadi mungkin orang terpaksa liburnya pas hari itu. Kalo saya sih mendingan pulang misal seminggu sesudah lebaran, pas tiket dah gampang nyarinya atau dah turun harganya.
ReplyDeleteselain pemerintah juga harusnya para pemudik mentaati peraturan yg berlaku,, sudah kita ketahui sendiri jalanan yg kurg baik, harusnya hati2.. bukan malah kebut2an..karena kebanyakan korban kecelakaan menurut saksi mata karena mereka kebut2an dan ada jg yg mengantuk,, nah kalo kebut2an bukan hanya membahayakan diri sendiri,tp juga org lain... tul ga?
ReplyDeletegood article..met kenal yah. ditunggu kunjungan baliknya
ReplyDeletenumpang beljara n maaf,meskipun lebaran dah lewat,,,tp hati ini selalu terbuka untuk maaf,,,begitu jg saya mungacpkan beribu-ribu maaf kpd semua teman2 blogger,seandainya ja kata2 yg tertulis membuat hati temen2 gundah sekali lagi mohon maaf yg sebesar2nya.....
ReplyDeletebtw mampir ya,,,tp jajannya dah habis,,,tak apa kannnnn....
pengendara motor sering mengabaikan rambu lalulintas,suka ngebut,tidak sabar dan ceroboh
ReplyDelete